Maluku Utara – Jawa Barat Sepakat Kembangkan Potensi Perikanan Bersama

SOFIFI –(deklarasinews.com)- Perjanjian kerjasama antara pemerintah provinsi Maluku Utara dan Jawa Barat lebih diutamakan pada sektor perikanan.

Pemprov Malut, melalui dinas perikanan dan kelautan (DKP) telah siap mematangkan bentuk-bentuk kerjasama pada sektor perikan dan dapat melayani secara baik.

“Perjanjian kerja sama antara kedua daerah ini merupakan bentuk kerja sama pemanfaatan potensi perikanan secara optimal dimana ada kesepakatan yang nantinya dikembangkan secara bersama-sama, baik dalam kegiatan penangkapan ikan maupun pemasaran hasil perikanan,” kata Buyung Radjioen, kadis DKP Malut kepada media ini melalui pesan watshAp, Rabu (10/7).

Buyung juga berharap kerjasama kedua daerah (Malut dan Jabar) ini dapat berkolaborasi dalam program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang pada sektor perikanan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan.

”Kedepan, diharapkan kedua daerah dapat saling mendorong terutama dalam upaya peningkatan produktifitas usaha maupun peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dibidang perikanan di dua daerah ini,” ungkapnya.

Buyung juga, mengingatkan kepada nelayan dan pengusaha ikan di Maluku Utara untuk selalu kompak dan dan tidak melakukan persaingan yang tidak sehat, sehingga dapat menimbulkan efek negatif bagi nelayan itu sendiri.

”Kemarin, dalam sambutan gubernur jawa barat ada yg menarik disampaikan bahwa antara kita tidak boleh ada kompetisi tetapi harus ada kolaborasi karena kita adalah NKRI. Pesan ini memberi maknan yang sangat luas untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang kuat, khususnya Maluku Utara yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan terbesar diwilayah Indonesia Timur,” harap Buyung, mengutip ucapan Kang Amil, sapaan akrab gubernur Jabar.

Sebelumnya, dalam pertemuan tersebut gubernur jabar sangat mengagumi kekayaan laut Maluku Utara dan dalam jangka waktu dekat pemprov Jabar segera merealisasikan hasil kesepakatan kerjasama tersebut.

”Maluku Utara juga memiliki kekayaan ikannya, kira2 begitu. Nah, kita akan lihat bulan-bulan depan kita akan lebih utamakan kerjasama dibidang perikanan,” katanya dihadapan gubernur dan para pimpinan SKPD pemprov Malut kemarin, Selasa (9/7) diruang rapat kantor gubernur Jabar (gedung Sate).

Untuk diketahui bahwa ekspor ikan Maluku Utara (Malut) pada tahun 2018 meningkat drastis dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kota Ternate, telah mencatat pertumbuhan ekspor perikanan meningkat di lima negara tujuan ekspor.

Nilai ekspor produk ikan non hidup saja pada tahun 2017 mencapai Rp 3,1 milyar, dari angka tersebut dapat meningkat drastis hingga mencapai Rp 18,5 milyar pada tahun 2018.

Hasil perikanan Malut ini diekspor ke beberapa negara tujuan diantaranya Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat.

Adapun jenis ikan yang diekspor ke lima negara tersebut antara lain ikan tuna mencapai 26.000 kg, frozen yellowfin tuna 72.362 kg, jenis cakalang, tongkol dan kembung mencapai 61.480 kg.

untuk negara tujuan ekspor tertinggi adalah Vietnam sebesar 286.485 kg, disusul Jepang 89.000 kg, dan Amerika Serikat 26.000 kg. (ais).

 

Tinggalkan Balasan