BANDARLAMPUNG – (deklarasinews.com) Secara umum PTN  (Perguruan Tinggi Negeri) menjadi favorit bagi setiap calon mahasiswa baru. Entah prestise, atau fasilitas yang mumpuni. Apalagi institusi yang disiapkan PTN lebih bervariatif, jalur rekrutment mahasiswa baru memiliki banyak pola. Namun,  diluar itu PTS (Perguruan Tinggi Swasta) pasti menjadi alternatif lain.

Sejumlah pertanyaan pastinya akan muncul bagi calon mahasiswa baru seputar mencari perguruan tinggi (PT) yang klik. Seperti, kuliah dimana yang baik atau mumpuni? Jurusan/program studi apa yang prospek? Bagaimana pembiayaannya? Fasilitas kampus seperti apa?Atau pertanyaan-pertanyaan lain setiap calon mahasiswa baru yang mungkin ada dibenak sebelum memutuskan memilih PT tersebut.

Dari segi akademis, manfaat kuliah adalah mempersiapkan seseorang untuk terampil dan profesional dalam bidang yang didalami dengan mempelajari bidang khusus yang lebih spesifik, dan praktek kerja yang nyata. Lebih dari itu kuliah memiliki manfaat nonakademis seperti belajar tentang kemandirian, berorganisasi, kepemimpinan, mengasah disiplin, sudut pandang berpikir, dan membuka wawasan menjadi lebih luas. Terkadang dari bangku perkuliahan seseorang bisa menjadi lebih peka terahadap sisi humanisme atau keadaan di sekelilingnya, sesuai dengan tuntutan zamannya.

Sisi penting lainnya, di bangku kuliah adalah waktu untuk membentuk jejaring sosial/networking. Akan menemukan banyak kolega yang nantinya akan membantu dalam karir dan dunia pekerjaan kelak.

Ketika bingung harus memilih jurusan apa, langkah apa yang harus diperbuat?

Sebelum memilih, calon mahasiswa,  cobalah berpikir sejenak dan cobalah bertanya pada diri sendiri, “Apa sebenarnya yang diminati? Renungkan tentang kemampuan dan pikirkan akan jadi seperti apakah Anda 4-5 tahun ke depan?”

Ya, hal pertama yang perlu dilakukan adalah “Ketahui Minat, Bakat/Kemampuan, dan Cita-cita (MBC).” Lalu sesuaikan dengan jurusan atau program studi yang ada. Dengan memilih jurusan yang sesuai dengan MBC akan membuat kuliah terasa ringan dan menyenangkan (have a fun). Harus dihindari adalah memilih jurusan karena ikut teman, pacar atau paksaan orang tua. Hal ini bisa akan sangat merugikan kedepannya. Andalah yang harus menentukan jurusan yang terbaik bagi diri sendiri.

Ada beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memilih PT.

Pertama “Sesuaikan dengan minat, bakat, dan cita-cita.” Carilah PT yang memiliki program studi/jurusan sesuai dengan MBC Anda. Jangan memaksakan masuk ke PT jika tidak tertarik dengan jurusan/program studi yang ditawarkan.

Kedua, “Kemampuan Finansial”. Carilah PT dengan biaya yang sesuai dengan anggaran Anda atau keluarga. Tentunya akan sangat disayangkan jika harus putus kuliah karena tidak dapat membayar SPP/uang kuliah.

Ketiga “Prospek atau Peluang Kerja kedepannya”. Pelajarilah apa yang bakal didapatkan di sana, seberapa jauh Anda akan diproses dan dibentuk di sana, dan hal-hal penting lainnya. Harus rajin bertanya kepada mahasiswa kakak tingkat misalnya atau pengajar disana mengenai hal ini.

Terakhir “Pelajari dan Bandingkan”. Jangan terlalu terburu untuk memilih, ingatlah Anda akan berada disana setidaknya lebih dari setahun dan uang masuk yang dibayarkan tidak kecil. Tanyalah pada beberapa orang lalu carilah beberapa alternatif pilihan PT. Coba bandingkan dari berbagai faktor. Pilihlah yang sesuai dengan harapan.

Pada dasarnya tidak mungkin sebuah PT membuka sebuah jurusan jika tidak ada peluang pekerjaannya. Jika kita memahami hukum ini, sebaiknya kita rubah pola pikir kita menjadi demikian: “Jurusan apa yang sesuai/cocok dengan saya”. Hal ini bisa jadi lebih efektif. Masalah masa depan dan finansial adalah rejeki yang sudah ditentukan Tuhan YME dan tergantung seberapa kuat kemauan dan tindakan yang Anda lakukan.

Apakah memungkinkan kuliah sambil kerja? Hal ini mungkin saja dilakukan, tapi sebaiknya sesuaikan dengan kondisi (waktu, kesehatan, jarak, dsb) dan pekerjaan yang digeluti. Pekerjaan di rumah, freelancer, dan part timer adalah pekerjaan yang mungkin dilakukan sambil kuliah. Namun jika Anda memiliki pekerjaan full time di sebuah perusahaan (apalagi perusahaan besar) sebaiknya dipertimbangkan baik-baik, karena jangan sampai malah mengacaukan keduanya.Karena jadwal pekerjaan dan perkuliahan terkadang tak bertemu pola pengaturannya, meski saat ini sangat memungkinkan seorang mahasiswa bekerja partime dan di luar ilmu yang tengah ditekuninya di PT.

Atau jika telah menjalani beberapa semester di kampus, kebetulan nilai akademik yang ditoreh tinggi, tak ada salahnya Anda mengajukan sebagai assisten dosen di almamater. Sekalian berpraktek mengamalkan ilmu.

Di dunia perkuliahan nanti akan serba mandiri, jika saat ini Anda masih belajar jika disuruh, atau mengerjakan tugas karena takut hukuman. Mulai sekarang Anda harus berubah, karena di kuliah tidak akan ada yang menyuruh dan menghukum Anda. Anda murni memegang kendali atas prestasi Anda sendiri. Hadirlah dalam setiap kelas, kerjakan tugas, jangan ragu bertanya, perlebar wawasan, dan dalami ilmu yang Anda pelajari sebaik mungkin, maka niscaya Anda akan berprestasi.

Kuliah perlu juga memperhatikan budget, karena tanpa perencanaan biaya, akan sangat buruk akibatnya, bisa saja putus kuliah karena tidak bisa membayar uang kuliah/biaya kegiatan akademis (bka)/SPP. Jika anggaran Anda terbatas, Anda bisa memilih PT yang biayanya ringan, (seperti bisa diangsur/dicicil) atau dengan memilih kuliah dengan jenjang pendek, misalnya: diploma.

Beberapa PT juga menyediakan beasiswa bagi mereka yang memiliki prestasi, bisa prestasi dalam hal akademis atau prestasi nonakademis, seperti olahraga dan seni, atau kemampuan berorganisasi. Hal ini bisa jadi jalan keluar jika Anda tidak memiliki cukup anggaran untuk kuliah. Jika Anda memiliki prestasi, Anda bisa tanyakan tentang prosedur beasiswa di PT yang Anda minati. Saat ini bahkan beasiswa (sudah) bisa diterima saat calon mahasiswa masih belum mengetahui kelulusannya dari SMA.

Calon mahasiswa terkadang juga tergerak dengan atmosfer akademik yang ada di kampus, baik yang terekpose media atau karena promosi dari mulut ke mulut, misal, melalui  alumni kampus tersebut, atau kakak tingkatnya yang kuliah di sana.

Oleh:  Ir. Affan Zaldi Erya,  pengamat pendidikan.

 

Tinggalkan Balasan