TANGGAMUS – (deklarasinews.com) – Komoditas hortikultura Lampung mencatat sejarah baru, khususnya Pisang Mas Tanggamus yang mampu menembus pasar ekspor ke China. Eskpor perdana Pisang Mas Tanggamus sebanyak 61 ton diluncurkan, di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Sumber Rejo, Tanggamus, Selasa (24/4/2018)

Ekspor perdana tersebut dilakukan Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Banun Harpini didampingi Penjabat Bupati Tanggamus Zainal Abidin, dan Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Lampung, Dessy Desmaniar Romas. Prestasi Lampung ini, menurut Banun Harpini, menambah jenis ekspor pisang Lampung yang sejak 1993 selalu didominasi pisang Cavendish ke ke Korea, Cina, Jepang dan Timur Tengah.

Pisang Mas Tanggamus ini dibudidayakan 275 petani asal Desa Sumbermulyo, Kecamatan Sumber Rejo anggota Kelompok Tani Hijau Makmur yang bermitra dengan PT Great Giant Pinneapple. Saat ini, luas lahan pisang Mas Tanggamus yang dikelola secara kemitraan adalah 210 ha, dan akan terus ditingkatkan menjadi 300 ha di tahun 2018 (600 ha) di 2019 dan 2020 seluas 1.000 ha.

“Saya mengapresiasi bentuk kemitraan yang terjalin. Saya menilai bentuk kemitraan ini sangat strategis dalam rangka pemantapan pembangunan hotrikutura di tingkat petani di Provinsi Lampung. Ekspor ini merupakan upaya peningkatan pendapatan petani dan negara melalui ekspor berbagai komoditi strategis,” kata Banun Harpini.

Selain melepas ekspor perdana Pisang Mas, Banun Harpini juga meninjau peternakan kambing saburai di Sumber Rejo. Kawasan ini merupakan salah satu pusat budidaya kambing khas Lampung yang memiliki nilai tinggi. Menurut Dessy Desmaniar Romas, kunjungan ini dimanfaatkan agar Balai Karantina Pertanian mendukung upaya Pemerintah Provinsi Lampung mengekspor kambing ke mancanegara.

“Potensi ekspor kambing dari Lampung bisa mencapai 1.500 per ekor, dari berbagai jenis. Pemprov Lampung berhadap Balai Karantina dapat mendukung upaya ekspor ini, agar petani dapat penghasilan tambahan. Saat ini Lampung surplus kambing dan peluang ekspor terbuka. Namun tentu harus lolos uji dari Balai Karantina Pertanian,” kata Dessy.

Kambing Saburai merupakan hasil persilangan dengan kambing Peranakan Ettawa (TE) dengan pejanten Boer. Kambing ini sangat diminati peterak Lampung lantaran kelebihannya. Selain bertubuh besar, Kambing Saburai memiliki tingkat produksi dan kualitas daging yang lebih baik. Kambing Saburai ini bisa mencapai bobot badang 30 kg hanya dalam hitungan bulan. “Kami menargerkan kambing juga bisa dieskpor agar lebih banyak komoditas ekspor Lampung,” kata Dessy. (humas prov)

Tinggalkan Balasan