PAGARALAM -(deklarasinews.com)- Sekinjar demi sekinjar  buah kopi berhasil dikumpulkan oleh  Sundari janda 3 anak yang ditinggal mati suaminya ini dibantu Doni tetangganya. Panen kopi di lahannya sejak beberapa tahun ini memang luar biasa,setelah wanita gempal yang berdomisili di dusun Rempasai Kecamatan Kelurahan Penjalang Dempo Selatan ini ikut sebagai anggota kelompok wanita tani (KWT) Matahari Bersinar dusun setempat serta aktif mengikuti arahan dari Dinas Pertanian kota Pagaralam..

“Berkat program steak kopi atau sambung pucuk,saya bisa menyekolahkan ketiga  anak saya hingga perguruan tinggi,’kalau tidak ada program unggulan pak Alpian Maskoni yang dimulai sejak tahun 2019,kemungkinan anak anak saya hanya tamat SMP,” ungkapnya.  Sundari dan anggota KWT lainnya berharap Alpian Maskoni yang ikut mencalonkan diri sebagai Walikota Pagaralam 2024 ini bisa terpilih kembali agar program unggulan yang memberikan  berkah bagi petani kopi  bisa dilanjutkan. ‘Kami dar KWT Rempasai tidak akan berubah pilihan,sebab programnya sudah dirasakan.”urainya.

Sementara itu, Kusnanto  Warga dusun Muarasiban pun memberikan pendapat yang tak jauh berbeda dengan Sundari. di kebun miliknya kemarin yang terletak di Dusun Muara Siban Kelurahan Muara Siban Kecamatan Dempo Utara. “Lihat ini contohnya,”katanya sembari mengangkat sedikit ranting yang digelayuti buah kopi. “Ini hasil steak kopi bantuan dari Pak Wali Alpian dulu,”ucap petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mangku Anom ini. “Saat ini sudah mulai membuahkan hasil,”ucapnya

Menurut Kusnanto, sebelum kenal dengan steak, batang kopi miliknya hanya sekedar berbuah . Tak selebat seperti sekarang, ia berucap. Tapi dengan steak, kopi dapat berbuah berlipat-lipat. Tentu saja tak luput  dengan dibarengi dengan perawatan yang intensif. Maka baginya stek kopi telah ikut membantu kehidupannya. “Steak kopi ini sangat membantu kami para petani,”katanya. Karena itu ia menyampaikan terimakasih kepada Walikota Pagaralam Periode 2018-2023 yang telah membuat program steak kopi ini.

Steak kopi memang begitu familiar di tengah petani di Pagaralam. Nama lainnya adalah sambung pucuk. Sesuai namanya, teknik ini menyambung pucuk kopi dengan tunas unggul. Dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun, tunas unggul ini akan berkembang dan berbuah lebat.

Teknik ini makin populer ketika Walikota Pagaralam H Alpian Maskoni SH MSi menjadikannya sebagai salah satu program unggulan. Program ini mulai direalisasikan pada 2019 lalu dan berlanjut hingga 2023. Penerimanya adalah petani yang tergabung dalam Poktan. Gunarso dengan Poktan Mangku Anomnya adalah salahsatu penerima. Setiap tahun digelontorkan sejuta bantuan steak kopi.

Bukan hanya Mangku Anom yang telah menerima manfaat program sambung pucuk ini. Poktan Nganggiran III di Dusun Karang Dalo Kelurahan Karang Dalo Kecamatan Dempo Tengah juga menerimanya. Poktan ini pun telah merasakan manfaat dari program ini. “Kami ucapkan terimakasih kepada Pak Walikota Alpian Maskoni,”ujar Mamat, salah seorang anggota Poktan Nganggiran III.

Para petani kopi di Pagaralam  memang nampak puas dengan program sambung pucuk. Maka begitu mendengar Alpian maju lagi di Pilkada 2024, mereka kompak mendukung. Kak Pian-sapaan Alpian Maskoni- pun memastikan program ini berlanjut di periode kedua kepemimpinannya, kelak jika terpilih lagi. “Sambung pucuk ini akan kita optimalkan lagi,”ucapnya. “Kita ingin produktivitas kopi di kota ini terus meningkat sehingga petani pun dapat sejahtera,”tambahnya.

Dan momentum itu terjadi pada 2024. Harga kopi membumbung tinggi, hingga menyentuh harga Rp 70 ribu/Kg. Petani yang kopi berbuah lebat dengan steak kopi, seperti tertimpa durian runtuh. Buah kopi lebat harga mahal.

Kopi Adalah Kunci

Program sambung pucuk sendiri merupakan hasil pengamatan Kak Pian di lapangan. Ia melihat bahwa mayoritas tanaman perkebunan di Pagaralam adalah kopi. Warga menjadikan kopi sebagai penopang utama