PESISIR BARAT -(deklarasinews.com)- (Kalau Bersih Kenapa Harus Risih), Kemarahan luar biasa meledak dari Peratin (Kepala Desa) Way Haru, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat, setelah salah satu wartawan memberitakan soal pembangunan yang menggunakan Dana Desa. Tidak hanya marah, sikap arogan Dian Setiawan pun mencuat ke permukaan, saat ia menanggapi pemberitaan tersebut dengan nada penuh kebencian.

Kejadian ini bermula ketika wartawan mempublikasikan foto-foto pembangunan yang disertakan dengan tanggal 9 November 2023, yang berasal dari dana desa. Namun, saat diwawancarai pada Sabtu, 25 Januari 2025, Dian kembali mengirimkan foto baru terkait pembangunan dana desa tahun 2024. Kesalahan penggabungan informasi inilah yang membuat Peratin Dian terpicu marah.

Namun, yang membuat kejadian ini semakin memanas bukan hanya soal pemberitaan yang dianggap salah, tetapi juga sikap arogan yang ditunjukkan oleh Dian Setiawan. Tanpa rasa malu, ia menyebut wartawan yang menulis tentangnya sebagai “wartawan KW” (kwalitas rendah), bahkan lebih jauh lagi menuduh wartawan tersebut sebagai pengecut. Tidak hanya itu, Dian yang sudah dua periode menjabat sebagai kepala desa ini merasa dirinya tidak bisa dipertanyakan.

Dengan nada mengejek, Dian bahkan melontarkan kata-kata yang terkesan merendahkan: “Hayu aga tungga dipa kham, nyak nungga niku di lambanmu kudo, awek jadi peratin ki awek mebani, (Ayo mau ketemu dimana kita, saya yang datang kerumah kamu apa, tidak jadi peratin (Kepala Desa) kalau tidak berani).” Kata-kata ini mengindikasikan bahwa Dian merasa posisi dan kekuasaannya sebagai kepala desa sudah cukup kuat untuk mengabaikan kritik dan sorotan media.

Sikap arogan dan defensif yang ditunjukkan oleh Peratin Dian Setiawan menjadi sorotan. Seha rusnya, sebagai seorang pemimpin yang dipilih oleh rakyat, ia seharusnya lebih terbuka dan siap menerima kritik demi kemajuan daerahnya. Namun, dalam kasus ini, Dian justru memperlihat kan ketidakmampuan untuk menghadapi sorotan media dengan kepala dingin, serta menunjuk kan sikap yang tidak mencerminkan seorang pemimpin yang bijak.