PURWAKARTA -(deklarasinews.com)- Perhelatan besar dalam dunia pencak silat tradisional kembali hadir melalui Pasanggiri Pencak Silat Tradisi Asosiasi Pesilat Nusantara (APN) CUP, yang berlangsung meriah di Lake Park, Jl. Awi Mekar, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Sabtu 5- Minggu 6 Oktober 2024.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga wadah silaturahmi bagi para pesilat dari berbagai daerah untuk menunjukkan kemampuan dan menjaga kelestarian seni bela diri tradisional Indonesia.
Pembukaan acara secara resmi dilakukan oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Kadisporaparbud) Purwakarta, Muhammad Ramdhan, yang akrab disapa Abah Dadan. Dalam sambutannya, Abah Dadan menekankan pentingnya acara semacam ini untuk melestarikan budaya pencak silat yang merupakan bagian integral dari sejarah dan tradisi masyarakat Indonesia.
“Pasanggiri Pencak Silat Tradisi ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga komitmen kita bersama untuk melestarikan warisan leluhur. Pencak silat mengandung nilai-nilai luhur seperti kedisiplinan, ketangguhan, dan persaudaraan, yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Abah Dadan.
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Penjabat (Pj) Bupati Purwakarta yang diwakili oleh Abah Dadan, serta tokoh budaya terkenal, Kakang Prabu Ramlan Samsuri. Kakang Prabu menekankan pentingnya menjaga identitas budaya di era globalisasi.
Kehadiran perwakilan Kejaksaan Negeri Purwakarta, Kasi Pidana Umum (Kasi Pidum) Feri Nopiyanto, menunjukkan dukungan lembaga hukum terhadap pelestarian budaya dan olahraga yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal. Ini menggarisbawahi pentingnya pencak silat dalam menanamkan kedisiplinan dan integritas pada generasi muda.
Dalam Pasanggiri ini, para peserta berkompetisi dalam berbagai kategori, seperti Tepak 2, Tepak 3, Padungdung, Pencug, Silek, Silet, dan Seni Tarung. Setiap kategori menampilkan kekayaan tradisi pencak silat Nusantara, dari teknik dasar hingga pertarungan penuh teknik yang menarik perhatian penonton.
Abah Dadan juga menekankan pentingnya pencak silat sebagai bagian dari pendidikan, dengan harapan dapat dijadikan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di Jawa Barat. “Pencak silat mengajarkan disiplin, kesopanan, dan kerja sama tim, yang sangat penting bagi generasi muda,” tambahnya.
Antusiasme peserta dari berbagai daerah sangat terlihat, dengan persiapan matang untuk menunjukkan kemampuan di hadapan juri dan penonton. Pasanggiri ini menjadi ajang silaturahmi antar pesilat yang saling berbagi pengalaman dan teknik.
Penonton yang memadati Lake Park terlihat menikmati setiap pertunjukan, dengan tepuk tangan meriah saat aksi-aksi silat yang atraktif disuguhkan.
Ketua Panitia, Dodi Suhada Akum, menyatakan bahwa tujuan utama penyelenggaraan Pasanggiri ini adalah melestarikan warisan pencak silat tradisional. “Melalui ajang ini, kita merawat dan menjaga keaslian pencak silat sebagai seni bela diri warisan nenek moyang,” ungkapnya.
Ketua Asosiasi Pesilat Nusantara (APN), Agus Dadang Hermawan, menambahkan bahwa acara ini merupakan wujud nyata dari semangat pelestarian budaya. “Pencak silat adalah bagian dari identitas bangsa kita. APN berkomitmen untuk melahirkan generasi pesilat yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional,” jelasnya.
Dengan suksesnya Pasanggiri Pencak Silat Tradisi APN CUP ini, diharapkan pencak silat tradisional terus berkembang dan dikenal luas oleh generasi muda. Semangat para pesilat dalam menjaga kelestarian seni bela diri ini menunjukkan bahwa pencak silat tetap memiliki tempat penting di hati masyarakat.
Acara selama dua hari di Lake Park ini menjadi momentum berharga untuk merawat identitas budaya Indonesia dan diharapkan dapat melahirkan bibit-bibit pesilat yang mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. (DR)