BLITAR -(deklarasinews.com)- Komisi II DPRD Kota Blitar memanggil manajemen kafe karaoke Jojoo serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kisruh yang terjadi antara manajemen kafe karaoke Jojoo dengan warga. Rabu (26/6/2024).
Dalam pertemuan ini disepakati bahwa kafe karaoke yang berada di Pasar Legi Kota Blitar itu harus tutup sementara. Kafe karaoke Jojoo pun dilarang beroperasi sebelum ada penyelesaian kisruh yang terjadi.
“Berdasarkan hasil rapat Komisi II DPRD Kota Blitar beserta Disperindag intinya management Jojoo secepat mungkin melakukan koordinasi dengan rekan-rekan paguyuban Sukorejo untuk menyikapi kejadian kemarin. Kita tadi menyepakati selama proses mediasi manajemen Jojoo dan rekan-rekan paguyuban aktivitas Jojoo sementara ditutup,” kata Yohan Tri Waluyo, Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut atas kisruh yang terjadi pada Minggu (9/6/2024) lalu. Kala itu sejumlah warga yang mengatasnamakan paguyuban mengamuk di kafe karaoke Jojoo.
Konflik itu pun meluas hingga didengar oleh DPRD Kota Blitar. Sehingga pada hari ini, DPRD Kota Blitar memanggil manajemen karaoke Jojoo dan pihak Pemkot Blitar yang diwakili oleh Disperindag.
Hasilnya Disperindag dan Komisi II DPRD Kota Blitar meminta agar konflik tersebut diselesaikan oleh manajemen kafe karaoke Jojoo. Sembari menunggu penyelesaian konflik itu, karaoke Jojoo diharuskan berhenti beroperasi.
Komisi II DPRD Kota Blitar pun memberikan waktu selama 1 pekan kepada manajemen untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Selama itu pula kafe karaoke Jojoo harus tutup.
“Makanya tadi kita juga sampaikan kalau ada kesepakatan antara manajemen Jojoo dengan paguyuban, kita di Komisi II untuk dibuatkan berita acara kesepakatan yang mereka lakukan ini akan jadi bukti bahwa mediasi antara manajemen dan paguyuban sudah terjadi,” tegasnya.
Sementara itu pihak manajemen kafe karaoke Jojoo mengaku bakal mengikuti hasil kesepakatan tersebut. Pihaknya bakal tutup sementara hingga konflik ini terselesaikan.
“Kita menghargai dari Komisi II kalau memang kesepakatan kita akan tutup beroperasi jadi sama-sama enak kedua belah pihak,” kata Heru Sugeng Priyanto, pengelola kafe karaoke Jojoo Blitar.
Pihak manajemen sendiri menyebut bahwa selama ini dirinya telah melibatkan warga sekitar. Total ada 15 orang pekerja dari warga sekitar yang dipekerjakan di kafe karaoke tersebut.
Namun usai terjadi konflik tersebut, manajemen Jojoo bakal melakukan komunikasi kembali dengan paguyuban. Hal ini dilakukan agar konflik tersebut bisa segera terselesaikan sehingga para pekerja bisa kembali kerja.
“Kita akan mengupayakan secepatnya karena kasihan mereka-mereka. Kita akan cari solusi seperti apa. Yang jelas kita akan secepatnya selesaikan itu,” pungkasnya. (Mst)