WEDA -(deklarasinews.com)– Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba Lc, telah meresmikan ekspor perdana Ore Nikel oleh PT. Tekindo Energi, Sabtu (13/7) akhir pekan kemarin, di Desa Lelilef Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah.

Dalam acara seremonial peresmian itu, Gubernur menyampaikan bahwa,  salah satu daerah yang paling kaya di Maluku Utara adalah Halmahera Tengah (Halteng). Bayangkan saja, di satu Kecamatan ini, terdapat dua perusahaan besar, yakni PT. Weda By dan PT. Tekindo Energi.

“Dengan hadirnya PT. Tekindo ini, diharpakan masyarakat Maluku Utara dan khususnya Halteng akan lebih sejahtera. Akses pembangunan ekonomi semakin meningkat dan pengangguran akan semakin berkurang,” ungkap Gubernur.

Gubernur juga berharap, pemerintah daerah Halteng agar dapat bekerja lebih baik lagi, demi kepentingan rakyat.

”Rakyat Halteng kurang lebih 40 ribu jiwa, memiliki beberapa perusahaan besar. Olehnya itu, Halteng harus maju dari semua daerah yang ada di Malut,” tegasnya.

Gubernur juga mengatakan bahwa, PT. Tekindo harus dapat bersama-sama dengan pemerintah daerah, untuk tetap memperhatikan kelangsungan pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat daerah ini.

Senada dengan itu, Bupati Halteng, Drs. Edi Langkara menuturkan rasa terimakasih kepada Gubernur Malut yang telah memberi ruang untuk investasi di Halteng.

“Ini merupakan yang kesekian kalinya Gubernur meresmikan investasi di Halteng. Melalui tangan dingin Gubernur Malut, kita semua berharap kemajuan investasi dan pertumbuhan ekonomi semakin baik dan tumbuh semakin pesat,” katanya.

Bupati juga mengatakan, pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat, akan selalu memberi informasi kepada pemerintah pusat terkait perkembangan kemajuan investasi di daerah Halteng ini.

“Kami berharap di tahun ini juga, PT. Tekindo, suda dapat membangun smelter, hal itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Karena itu, izin yang dikeluarkan untuk PT. Tekindo, guna mengekspor biji Nikel melalui Peraturan Menteri ESDM, bahwa setiap 6 bulan akan dilakukan evaluasi konstruksi pembangunannya,” jelasnya.

Bupati juga berharap kepada seluruh masyarakat Halteng, khususnya di 7 Desa lingkar tambang agar dapat pro aktif dengan kehadiran perusahaan ini.

“Proses investasi yang sedang berjalan, dengan investasi triliunan rupiah ini dapat kita jaga dengan baik. Segala kepentingan masyatakat yang ada di daerah ini dapat disampaikan ke pemerintah, dan akan diteruskan ke pihak manajemen PT. Tekindo untuk direspon, dan tentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

Bupati juga melaporkan bahwa di Desa Lelilef dan sekitarnya ada transmigrasi dari NTT, NTB dan Jawa, mereka mengeluh terkait dengan akses jalan untuk kelancaran perekonomian.

“Kami (Pemda Halteng) dengan segala keterbatasan anggaran, tetapi masih bisa membangun jalan hotmiks di Desa Lelilef dengan angara APBD sebesar Rp7 miliar,  begitu juga dengan jalan hotmiks di Pulau Gebe sebesar Rp47 miliar dan jalan hotmiks di Kecamatan Patani sebesar Rp150 miliar dengan menggunakan dana DAU,” jelasnya.

Olehnya itu Bupati berharap, adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dan pihak perusahaan demi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Halteng.

“Tentunya yang menjadi hak dan kewajiban pemerintah, kami akan datangi ke pihak PT. Tekindo, melalui Perusda Halteng. Dengan cara dan aturan yang dikedepankan (legal formal), ini semua demi kemakmuran rakyat,” janjinya.

Sementara itu Direktur industri dan pertambangan perdagangan luar negeri Kementerian Perdagangan, Dra. Merry Maryati dalam sambutannya mengatakan pihaknya sangat barbahagia, bahwa PT. Tekindo Energi dapat merealisasikan ekspor perdana Orenikel ini.

“Bahwa sesuai dengan Peraturan Mendag Nomor 01 tahun 2017, bahwa Orenikel itu bisa di ekspor jika kadarnya kurang dari 1,7 persen, setelah mendapat izin dari Dirjen Perdanganan luar negeri Kemendag, dan berdasarkan rekomendasi dari Dirjen Minerba dari Kementerian ESDM, setelah dilakukan verifikasi oleh surveyer independent,” ungkapnya.

Sebagaimana laporan yang telah dikeluarkan untuk PT. Tekindo sebesar 3 juta wett ton. Kami berharap dalam 1 tahun dapat terrealisasi semuanya. Atau lebih cepat lebih baik, sehingga dalam progres smelternya bisa mendapat kuota oleh Kementerian ESDM.

“Smelter dapat di bangun lebih cepat lebih baik. Karena itu merupakan semangat hilirisasi yang kita gaungkan, supaya prodak yang kita jual bukan dalam bentuk mentah, tapi suda dalam bentuk barang jadi yang tentunya memiliki daya saing dan unggul,” ucapnya.

Dirinya juga mengatakan, Malut merupakan penghasil nikel terbesar, dari total ekspor Indonesia ke luar negeri, Malut mendapat share 52 persen dari total ekspor tersebut.

“Terdapat kenaikan ekspor Orenikel dari tahun 2017 ke 2018 sebesar 3 kali lipat. Yang jumlah nilainya sebesar 608 juta dolar. Sesuai dengan data yang kami peroleh, terdapat 15 perusahaan dari 19 perusahaan yang bergerak di bidang nikel terdapat di Maluku Utara,” tuturnya.

Sementara itu Presiden Direktur PT. Tekindo Energi, Johanes J. Tendean dalam laporannya mengatakan bahwa, Tekindo Energi kepemilikan sahamnya 100 persen anak Indonesia dan kepemilikan saham terbesar adalah putra daerah Maluku Utara.

“Perusahaan ini milik putra daerah Maluku Utara, olehnya itu kami (pihak perusahaan) berharap pemerintah dan warga desa lingkar tambang dapat pro aktif, demi kemajuan dan pembangunan daerah Halteng ini. Sebagi langkah awal ini, kami telah memberikan bantuan berupa bus sekolah melalui dana CSR,” ungkapnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa, saat ini juga pihak perusahaan sedang membangun smelter.

“Unuk tahap pertama ini dengan sistem SKO 4 line dan tahap dua dengan sistem RKIF 4 line, di bawah anak perusahaan PT. Maining Resource. Dan di perkirakan akhir Agustus ini, pengapalan dari China akan tiba di perusahaan ini,” katanya singkat.

Sekadar diketahui, usai membuka acara ceremonial itu, Gubernur beserta seluruh rombongan juga menyempatkan diri melakukan peninjauan lokasi Orenikel PT. Tekindo Energi.

Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Malut, Bupati dan Wabup Halteng, Direktur industri dan pertambangan perdagangan luar negeri Kemendag, Kepala Bea Cukai, dan sejumlah perwakilan dari unsur Forkopinda Malut dan Halteng, tokoh masyarakat, tokoh agama serta para petinggi dan karyawan PT. Tekindo Energi. (ais/Hms).

Tinggalkan Balasan