BIAK -(deklarasinews.com)- Guna mendukung solusi percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan Papua barat, Komunitas Analisis Papua Strategis (APS) yang merupakan salah satu group diskusi sosial media WhatsApp, kemudian bertemu didunia nyata dan ini berhasil setelah komunikasi yang terbangun diantara peserta dimana pesertanya berasal dari berbagai latar belakang profesi global, yang kemudian diwujudkan dengan melakukan kegiatan yang dihadiri secara langsung oleh sebagian besar peserta.

Ketua umum DAP, Mananwir Yan Pieter Yarangga dalam sambutannya mengapresiasi Konferensi 1 Analisis Papua Strategis (APS), yang hadir dari suatu komunitas diskusi yang melandasi semangat komunitas WA hingga terbukti hadir dalam melakukan suatu focus forum diskusi. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan peserta dari berbagai wilayah termasuk dari luar negeri yang dilaksanakan sejak 27-30 April 2022 di Swisbel Hotel Biak, Jumat, 29/08/2022.

Ungkap Ketum DAP Papua bahwa ketika menyimak laporan panitia dan sambutan Ketum APS terkait kehadiran peserta yang lebih dari 500 orang dari berbagai profesi dan daerah baik dalam negeri maupun luar negeri, itu artinya ada gerakan dan roh yang menyemangati, bebernya dalam sambutan tersebut.

Landasan dan rujukan dalam melihat persoalan Papua sebagaimana laporan dan sambutan yang disampaikan Ketum APS dan Panitia pelaksanaan kegiatan. melalui pandangan Antropolgis dan Sosiologis, urai Ketum DAP bahwa kompleksitas permasalahan Papua dari hari ke hari, tuturnya.

Sambung Ketum DAP bahwa dengan berbagai persoalan maka melalui forum APS yang telah merangkai dalam pembahasan pada Konferensi 1 APS ini untuk mendapatkan solusi-solusi yang konkrit dengan difasilitasinya beberapa sektor melalui forum diskusi isu.

Sekaligus mengajak kita peserta Konferensi 1 APS untuk mulai merenung dengan sejarah panjang yang kita alami, karena apa, karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa OAP yang mengikuti kegiatan ini maupun yang ada diseluruh dataran Papua sedang mengalami satu kondisi memori apasionis, bebernya.

Ditambahkan bahwa dengan sejarah yang berjalan mengantar kita sampai dimana kita mengalami perubahan karakter sistem. Kita mengalami degradasi mental dimana-mana, sebab itu saya ingin mengingatkan saja, tegas Ketum DAP dalam sambutan refleksi.

Kata Mananwir Yan Pieter Yarangga bahwa Papua adalah bagian dari dunia, dan mengalami sejarah panjang yang juga keterlibatan dunia melalui UN, ada tongak-tongak sejarah yang dimulai dari PBB. Hari ini terus berlangsung tetapi kemudian kembali menimbulkan problem persoalan sosial kekinian ditanah Papua yang ada dimana-dimana.

Menurut Mananwir Yarangga bahwa dalam pergumulan 20 tahun masyarakat adat Papua bangkit dalam kemelut, dirinya melihat dan merasakan bahwa ada dinamika sosial tetapi juga ada dinamika alam semesta. Ada bencana sosial yang kita alami tetapi juga ada bencana alam. Ada dua sektor yang diangkat dalam forum ini, kemudian forum ini juga meletakkan subyek masyarakat adat Papua sebagai suatu problem.

Forum ini juga mengangkat kehidupan Spiritual Agama-agama masyarakat adat Papua sebagai problem yang terjadi sebagai rujukan dan landasan dalam analisis kita untuk menjawab problem Papua hari ini kedepan.

Harapan kedepan, tegas Ketum DAP bahwa dengan kehadiran APS dalam Konferensi yang dilaksanakan, ada dua hal yang menjadi inspirasi dan semangat yaitu bahwa Konferensi 1 APS ini memberikan warna tersendiri dengan menghadirkan peserta dari berbagai profesi secara spontanitas kemudian terpanggil dalam membahas persoalan-persoalan Papua.

Hal kedua yang menyemangati adalah komunitas APS ini memiliki jaringan yang sangat luas dari seluruh daerah dan dunia. Harapnya bahwa dengan hadirnya APS maka kedepan dalam pembahasan persoalan Papua tidak lagi menjadi pergumulan orang Papua saja tetapi menjadi pergumulan bersama oleh orang lain tentang Papua, tandas Ketum DAP ini.

Dengan keyakinan Iman, harapnya untuk DAP akan siap menjadi mitra dengan hadirnya komunitas Analisis Papua Strategis dalam mengawal bersama pergumulan pembangunan Papua dalam menyelamatkan Manusia, Sumberdaya Alam, Hutan dan tanah Papua, pungkas mengakiri urainnya. (Zack).